Sungguh merupakan bahaya besar yg tidak disadari oleh kebanyakan umat Islam ketika angin fitnah berhembus kencang menerpa mereka. Tak banyak yg mampu teguh berdiri kokoh. Jika seseorang berhasil mengatasi fitnah syubhat belum tentu mampu menepis fitnah syahwat atau sebaliknya. Hingga akhirnya mereka tidak lagi terlihat melindungi dan menjaga harga diri dan kehormatan.
Justru mencampakkan dan menggantinya dgn kehinaan.
Itulah fenomena yg terlihat di hadapan mata kita terutama pada kaum wanita. Keadaan umat semakin terlihat kacau mereka tampak jauh dari petunjuk Alquran dan sunah sehingga mereka sangat mudah dipatahkan krn tidak mempunyai kekuatan prinsip sama sekali. Sampai-sampai orang yg ingin tetap komitmen terhadap agamanya dan menjaga kesucian diri nya merasa berat menghadapi kenyataan dan selalu berhadapan dgn bahaya yg mengerikan.
Kenyataan tersebut berawal dari hanyutnya sebagian kaum muslimin terhadap propaganda-propaganda dan slogan-slogan batil yg dilancarkan musuh-musuh Islam. Westernisasi oleh umat tidak dihitung sebagai upaya penggeseran nilai-nilai akidah. Sehingga dgn berbagai dalih seperti globalisasi atau universalisasi musuh berhasil menipu umat.
Maka semakin jauhlah manusia dari petunjuk dan kebenaran. Isu globalisasi tersebut telah berhasil mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan antara kebaikan dan kemungkaran antara sunah dan bidah juga antara Islam dan non-Islam.
Teori inilah yg paling jitu utk melunturkan agama dari dalam diri orang beriman dan mengubah umat Islam menjadi binatang piaraan yg mudah dihalau dan dikendalikan. Dengan hal itu mereka meninabobokkan umat membuatnya terlena dalam kesenangan nafsu sehingga perasaan menjadi tumpul tidak mengetahui mana yg baik dan mana yg mungkar. Bahkan ada di antara mereka yg perlahan-lahan mulai murtad dari ajarannya.
Semua ini akibat dari sikap meremehkan kaidah al-wala’ wal-bara’ atau loyalitas kepada agama dan pembebasan diri dari selainnya. Selain itu krn adanya penodaan terhadap makna cinta dan benci krn Allah pembungkaman mulut utk mengatakan kebenaran dan munculnya berbagai tuduhan yg dilontarkan kepada orang yg masih mempunyai kebaikan dan berusaha memperjuangkan kebenaran. Mereka dituduh sebagai teroris ektremis radikalis fundamentalis dan lain-lainnya bahkan julukan-julukan yg sangat keji.
Di antara upaya yg sangat membahayakan dan berpengaruh besar dalam meluluhlantakkan umat Islam dan menghanyutkan mereka dalam gelombang kesenangan syahwat dan kemerosotan akhlak adl penyebaran fitnah berupa upaya memalingkan kaum wanita Islam dari penjagaan-penjagaan keutamaan yg ada dalam diri mereka kepada pintu-pintu kehancuran dan pembukaan berbagai perbuatan keji. Sehingga kebanyakan wanita Islam tidak lagi terlihat melindungi dan memelihara kehormatan serta harga diri malah mengobrak-abrik merusak dan menjadikannya hina.
Dengan semboyan HAM kebebasan kaum wanita kesetaraan gender dan lain-lainnya yg semuanya bersumber dari paham demokrasi yg sesat dan menyesatkan.
Dengan itu mereka telah berhasil mengubah pola pikir wanita-wanita Islam.
Sehingga dgn serta merta kaum wanita Islam mulai meninggalkan hijab ikut meramaikan budaya mengumbar aurat di depan umum bertabarruj dan sufur berpenampilan tidak senonoh dan ikut terlibat dalam pornografi maupun pornoaksi.
Di Indonesia negara berkembang yg berpenduduk mayoritas muslim dan akrab dgn budaya ketimuran sudah mulai terasa derasnya arus budaya Barat. Kaum muslimin mulai mengadopsi budaya-budaya bejat itu. Kaum remaja tanpa batas leluasa meniru gaya orang-orang kafir Barat mulai dari trend mode pakaian gaya bergaul dan gaya hidup. Maka tidak heran jika remaja yg tinggal di kota-kota besar sudah akrab dgn budaya seks bebas. Anehnya para orang tua tidak sedikit yg justru ikut membantu dan mendorong putra-putrinya ke jurang kenistaan dan kemerosotan moral itu. Na’udzubillah min dzalik.
Musuh-musuh Islam menggunakan cara-cara yg sangat halus dalam melancarkan aksi utk sampai pada tujuan mereka. Tahap awal yg mereka lakukan adl menggalakkan budaya ikhtilath .
Ikhtilath yg jelas-jelas tegas dilarang oleh Islam sudah ditanamkan mulai pada anak usia TK hingga di perguruan-perguruan tinggi. Penyebaran budaya sesat ini yg paling gencar melalui media informasi. Di Indonesia kebanyakan acara-acara TV ataupun radio yg bertema kaum muda rata-rata menjiplak acara-acara dari negara-negara Barat. Kita saksikan di bebarapa stasiun TV berbagai program acara yg justru mendidik kawula muda utk hidup bebas. Ada acara AFI KDI Indonesia Idol Indonesian Star Penghuni Terakhir dan lain-lainnya. Hampir tiap stasiun TV di Indonesia menampilkan acara-acara yg tidak lagi mengindahkan moral dan etika agama.
Tidak hanya ikhtilath yg kelihatan namun kehidupan bebas yg dimeriahkan.
Jadi seakan kawula muda diarahkan utk menerapkan budaya bebas itu dgn cara menyuguhi mereka acara-acara yg sarat dgn pengajaran hidup bebas.
Dari situ kemudian dampaknya mulai meningkat lbh parah. Hijab kerudung atau biasa disebut jilbab mulai ditinggalkan oleh kaum muslimah. Atau paling tidak ada penggeseran dari nilai-nilai dasarnya. Mereka yg masih mau menunjukkan identitas muslimahnya tidak lagi memakai kerudung yg sesuai dgn aturan syariat Islam tetapi memakai kerudung-kerudung mungil gaul sesuai mode yg pada hakikatnya melanggar aturan Islam. Tindakan ini tidak menambah kebaikan sama sekali pada pelakunya justru jika menggalakkan sunnah sayyiah mereka akan mendapat multilevel dosa.
Yang lbh parah lagi ketika kaum muslimah sudah mulai mengadopsi cara perpakaian orang Barat yg jelas mengumbar aurat. Bagi remaja putri mungkin saat ini akan malu jika perpakaian longgar. Gaya berpakaian ala Barat ini sudah dikenalkan pada anak-anak yg baru usia TK. Maka tidak heran jika kita lihat hampir di semua tempat adanya kenyataan yg sangat memprihatinkan. Mereka yg mengaku sebagai muslimah memakai pakaian-pakaian yg ketat bahkan super ketat yg menampakkan lekuk-lekuk keindahan tubuhnya. Dalam hal ini disadari maupun tidak disadari dari fenomena ini diketahui bahwa mereka sudah jauh dari moral dan sangat jauh dari akhlak yg benar. Gaya berpakaian dgn menampakkan pusar atau bagian perut bahkan dada sudah sangat sulit utk dihindari. Sehingga orang yg masih menjaga dirinya merasa risih dgn fenomena ini. Sudah demikian jauhkah keadaan mereka sehingga mereka tidak mengetahui ancaman Rasulullah terhadap wanita-wanita yg memakai busana namun seperti telanjang bahwa mereka adl calon penghuni neraka? Ada yg berusaha membungkus kebusukan ini dgn cara yg lain. Yaitu ketika sebagian tetap memakai kerudung {tentu saja yg mungil trendi gaul dan tidak memenuhi sarat Islam} namun mereka tetap memakai pakaian-pakaian yg ketat. Cara berkerudungnya sudah salah ditambah dgn pakaian yg tidak senonoh.
Semua itu menunjukkan hilangnya harga diri dan kehormatan sebagian wanita muslimah. Dan krn kebanyakan manusia sudah diliputi hawa nafsu akibat jauhnya dari petunjuk maka pemandangan semacam itu tidak lagi menjadi masalah justru dini’mati dibela dan diperjuangkan. Na’udzubillah min dzalik.
Sebenarnya masalah ini menjadi tanggung jawab semua lapisan kaum muslimin.
Semua harus berupaya semampunya utk mengembalikan citra harga diri dan kehormatan Islam. Bagi orang tua hendaknya mendidik putra-putrinya agar berakhlak dan berbudaya Islam dan tidak membiarkan mereka larut dgn gaya-gaya orang kafir. Bagi para guru supaya menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak didiknya agar terbentuk pola pikir Islam. Bagi para dai supaya tidak bosan menyuarakan kebenaran dan ajakan utk kembali kepada Alquran dan sunah. Dan bagi semua pihak terutama kaum wanita agar bertakwa kepada Allah berserah diri kepada-Nya tunduk pada tuntunan Rasulullah saw. tidak mudah terbujuk oleh rayuan dan bisikan penyeru kerusakan. Barang siapa mempunyai iman dan keyakinan yg kuat pastilah ia membentengi diri dgn berpegang teguh pada tuntunan syariat Allah.
Sesungguhnya awal kesuksesan hidup keselamatan dan kebahagiaan yg hakiki adl mengikuti sunnah Rasulullah saw. Sebaliknya awal kesengsaraan kehancuran dan malapetaka adl mengikuti hawa nafsu. Setiap yg menyelisihi sunah adl hawa nafsu dan hawa nafsu mengikuti setan.
Maka marilah kita sesuaikan segala aspek kehidupan kita dgn petunjuk Rasulullah saw. agar harga diri dan kehormatan kita tetap terjaga. Wallahu a’lam .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar